Disinformasi Kabar Obat Tocilizumab Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19



Tersebar info periset sudah mendapatkan obat penyakit yang dipacu virus corona baru atau Covid-19. Namanya Tocilizumab.

 

Info itu diupload dalam artikel berjudul "Alhamdulillah,Ilmuan Dapatkan Obat Baru Untuk Virus C0R0NA, Pulihkan 90% Walau Situasi Pasien Gawat" yang dimuat situs goodmothers.raulaz.com, pada 28 Maret 2020.

Tutorial Menghitung Odds Pada Taruhan Bola Online

Berikut didalamnya:

 

"Beberapa waktu lalu ada berita bahagia jika ada obat yang dipakai untuk mengobati pasien dari virus corona.

 

Obat itu ialah Avigan dari Jepang serta Klorokuin obat Malaria yang sejauh ini gampang didapati di Indonesia.

 

Walau tidak sah, tetapi ke-2 obat itu telah dibuat pilihan untuk menyembuhkan pasien virus corona.

 

Sekarang ada berita bahagia lagi jika diketemukan obat baru dipercaya dapat juga dipakai untuk menyembuhkan Covid-19.

 

Serta obat itu mempunyai rasio besar sampai 90% dapat mengobati dari virus corona.

 

Dikutip oleh Daily Star pada Kamis (26/3/2020), satu obat diketemukan untuk menantang virus corona serta disebutkan mempunyai rasio 90% untuk mengobati.

 

Hal tersebut ditunjukkan dalam eksperimen pertama.

 

Pasien Covid-19 yang didiagnosa keadaannya kronis atau gawat di dua rumah sakit terpisah di Propinsi Anhui, China Timur.

 

Mereka dikasih obat yang disebutkan tocilizumab bersama-sama dengan cara teratur di antara 5-14 Februari.

 

Hasilnya efisien, kedua-duanya dapat sembuh serta memberi perkembangan relevan.

 

Ini dapat jadi penemuan besar dalam menolong menangani epidemi yang belum diketemukan jalan keluarnya sampai sekarang ini.

 

Tocilizumab atau diketahui dengan Actemra dibuat oleh perusahaan farmasi Swiss Roche.

 

Umumnya obat ini dipakai untuk menyembuhkan radang sendi.

 

Lima belas dari 20 pasien yang terjebak dalam eksperimen bisa turunkan konsumsi oksigen.

 

Dengan 19 pasien dipulangkan rerata 13,5 hari sesudah perawatan.

 

Studi ini mengaitkan "Tocilizumab ialah penyembuhan yang efisien pada pasien Covid-19 yang kronis yang memberikan taktik therapy baru untuk penyakit fatal ini."

 

Tocilizumab menolong turunkan kandungan protein interleukin 6 tinggi yang menolong beberapa penyakit infeksi.

 

Genetech satu perusahaan bioteknologi di AS mengeluarkan eksperimen pada obat ini apa dapat dipakai di Amerika.

 

"Kami melakukan uji medis pada Actemra untuk perawatan di rumah sakit dengan Covid-19 hingga bisa lebih bagus hingga dapat tentukan apa Actemra prospek dalam melawan penyakit ini," tuturnya.

 

Di China riset dengan Actemra terus berjalan serta dalam uji medis telah ditestingkan pada 188 pasien serta tetap akan berjalan sampai 10 Mei.

 

Jumat lalu WHO memberitahukan, eksperimen global untuk cari tahu beberapa obat yang prospek untuk dipakai menantang Covid-19.

 

Tindakan itu disebutkan SOLIDARITY untuk memakai obat-oabatan yang ada yang kemungkinan dapat mengatur virus itu.

 

Bila ini sukses bukan mustahil kita tidak perlu takut lagi dengan epidemi penyakit ini, sebab dapat ditangani dengan gampang."

 

Pencarian

 

Menurut pencarian merdeka.com, info itu ialah disinformasi. Dalam artikel Liputan6 berjudul "Cek Bukti: Obat Covid-19 Tocilizumab Dapat Pulihkan 90 % Walau Situasi Pasien Gawat?" pada 27 Mei 2020, diterangkan ada dua hasil tidak sama dalam riset obat Tocilizumab.

 

Untuk mencari info ini, Cek Bukti Liputan6.com lakukan penelusuran memakai Google Search dalam kata kunci 'Tocilizumab obat virus corona'.

 

Pencarian ke arah pada artikel berjudul "Periset AS Ucap Tocilizumab Mempunyai potensi Untuk Obat untuk COVID-19" yang dimuat situs liputan6.com, pada 2 Mei 2020.

 

Dalam artikel itu disingkap, riset untuk lihat efisiensi obat rheumatoid arthritis tocilizumab untuk perlakuan COVID-19 tengah dilaksanakan beberapa periset di University of California (UC) San Diego, Amerika Serikat. Studi ini diberitakan sudah memasuk babak ke-3 uji medis.

 

Kecuali di AS, beberapa periset di Prancis tengah lakukan riset pada obat sama pada pasien COVID-19 memiliki gejala kronis di negara itu.

 

Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok masukkan Tocilizumab dalam tutorialnya mengatasi pneumonia berkaitan COVID-19 serta permasalahan paru-paru yang lain.

 

Eksperimen akan dilaksanakan pada seputar 330 simpatisan yang tercatat nyaris di 70 tempat di penjuru dunia. Mereka harus berumur 18 tahun atau bisa lebih serta dirawat di rumah sakit dengan pneumonia COVID-19.

 

Peserta akan terima satu infus Tocilizumab serta yang lain akan diberi plasebo, dengan infus kelanjutan jika tanda-tanda medis lebih buruk atau alami perbaikan.

 

"Titik akhir atau pertanyaan yang ingin kami jawab ialah: Apa Tocilizumab tingkatkan kesehatan serta posisi medis pasien COVID-19 yang dirawat," kata Malhotra.

 

Disamping itu, yang ingin disaksikan ialah apa obat ini dapat kurangi angka kematian sebab pneumonia COVID-19, keperluan ventilasi mekanik, atau pasien yang dibawa ke unit perawatan intens.

 

Mereka memprediksi, riset ini akan usai pada 30 September 2020.

 

Hasil Tidak sama

 

Pada 6 Mei 2020, situs The Science Times berisi artikel berjudul COVID-19: Arthritis Drug Saves 72-year-old Critically Ill Patient with Grim Condition.

 

Dalam artikel itu disebut, pada 16 Maret 2020, seorang pasien namanya Leonard Whitehurst dirawat di Rumah Sakit Royal Cornwall serta dipastikan positif COVID-19. Dokter menyebutkan, keadaannya waktu itu kronis.

 

Buatnya, pria 72 tahun itu terselamatkan sesudah dokter memberi Tocilizumab yang menujukkan hasil menjanjikan waktu dipakai untuk menjaga pasien COVID-19 di Italia.

 

Hasil tidak sama diketemukan di India. Dalam artikel berjudul, Ghorpadi GP first Pune doctor to die of Covid-19 infection yang dimuat The Times of India pada 23 Mei 2020 disebut jika seorang dokter umum wafat karena COVID-19. Dia telah diberi Tocilizumab.

 

Simpulan

 

Info mengenai tocilizumab untuk obat Covid-19 belum dapat dibuktikan, obat radang sendi itu masih diuji-coba pada pasien Covid-19.

 

Jangan gampang yakin serta cek tiap info yang kalian peroleh, tekankan itu datang dari sumber paling dipercaya, hingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 


Postingan populer dari blog ini

Foto Barang-Barang Berjamur Berada di Malaysia, Bukan Indonesia

Benarkah China Simpan Virus Corona di Laboratorium Rahasia?